Monday, July 12, 2010

Kelompok Jatinangor 21

setelah beberapa minggu libur, ga beberapa juga sihm dua mingguan lah, jumat kemarin tanggal 9 juli 2010, gw balik lagi ke jatinangor untuk acara KJ21.
apa KJ21? penjelasannya sih ada di tulisan gw yang udh lumayan lama.
singkatnya, KJ21 itu salah satu UKM di FIKOM UNPAD yang kegiatannya untuk anak-anak yang kurang mampu di sekitar jatinangor. tentunya, kita disini sebagai kakak asuh mereka.
di KJ21, kita juga punya orang tua asuh atau para donatur tersendiri.

acaranya tepat pada hari minggu tanggal 11 juli 2010. acara kemarin, kaya karya wisata gitu deh. kita pergi ke tempat kerajinan dan kesenian khas sunda , terus siangnya nonton bareng Tanah Air Beta.
yang bikin gw miris, rata-rata anak yang ikut acara kemarin sebagian besar belum pernah dateng ke Jatinangor town square, apalagi ke 21 nya.
yang lucu lagi, pas mereka mau buang air kecil, mereka pun bingung sekaligus aneh tau kalo ada wc duduk.

pas acara udah selesai, beberapa panitia ngentarin mereka pulang, kecuali Nurhasanah sama Rican.
okey, Nurhasanah itu salah satu adik asuh yang tahun ini alhamdulillah bisa melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP :). walaupun dia udah ketinggalan setahun, alhamdulillah tahun ini ada orang yang berbaik hati mau menanggung biaya keperluan sekolah ny selama 3 tahun.
pas dalam perjalanan nganterin nurhasanah, gw ga bisa berkata-kata.
kenapa? karena rumahnya bener-bener di kaki gunung! gw dan para anggota KJ21 yang lain juga ga habis pikir. gw ga ada maksud mengejek, tapi agak prihatin aja dia berjalan sejauh itu demi pendidikannya.

lalu, lanjut ke rumah komalasari yang lumayan jauh juga dari rumah nurhasanah. komalasari juga seperti nurhasanah, dia tertinggal satu tahun untuk masuk SMP.
rencana para anggota KJ21 disana untuk membujuk kokom agar mau melanjutkan sekolahnya. setelah mengobrol dengan orang tua nya, di depan kita sih orang tua nya tidak melarang kokom apabila ingin melanjutkan sekolahnya, tetapi ada hal yang mengganjal dalam diri kokom sendiri.

di umurnya yang masih terbilang muda, sekitar 12 atau 13 tahun, dia sudah harus menjadi tulang punggung keluarga. dia memang bukan anak pertama, tetapi kakak-kakanya sudah menikah dan bekerja di tempat lain. keluarganya memang serba kekurangan, orang tua nya pun tidak bekerja, bekerja tetapi serabutan, tidak tentu.
gw ngerti banget dengan kondisi kokom yang seperti itu. bisa dibilang, dia ga mau egois. walaupun dia bisa sekolah dengan gratis, nanti keluarganya makan apa?
gw juga ga mau menyalahkan orang tua nya juga, bapaknya memang bisa dibilang sudah tua. tetapi, itu kan memang sudah kewajiban sebagai orang tua untuk menafkahi keluarganya. ya kan?

yang gw prihatin kan, masih banyaknya orang-orang di desa yang berpikir pendek.
itu juga dikarenakan minimnya pengetahuan yang ada.
maka dari itu, bukan berarti sang anak juga berpikir pendek kan?
di masa kecilnya ini, setidaknya dia bisa merasakan pendidikan 9 tahun.

dari pengalaman di atas, gw dan temen temen gw yang baru ikutan KJ21 ngerasa tertampar aja. gw yang udh cukup dalam hal apapun kadang masih kurang dalam bersyukur ;)
bagi kalian yang sudah berkecukupan, atau yang berlebihan, bersyukr ya..
jangan sia-siain apa yang udah kalian dapaetin, karena ga semua orang bisa merasakan apa yang kalian rasain.
di daerah pinggir sana, dari mulai orang tua sampai anak-anak harus rela bekerja untuk keluarganya loh!

oh iya, yang mau berbagi kepada adik-adik ini, bisa hubungin gw ya.. :)